Cara Mengetahui Apakah Website Kamu Aman dari Hacker

Jangan tunggu sampai website kena hack. Pelajari cara mendeteksi kerentanan situs dan langkah-langkah dasar agar tetap aman dari serangan siber.

Di dunia digital yang makin canggih ini, punya website udah jadi kebutuhan dasar untuk banyak bisnis. Tapi, pernahkah kamu bertanya:

“Website aku aman nggak, ya?”

Kalau belum, kamu harus mulai peduli dari sekarang.

Karena kenyataannya, serangan siber bukan cuma menyerang perusahaan besar. Justru, banyak website kecil dan menengah yang jadi sasaran empuk karena sistem keamanannya sering diabaikan. Hacker nggak pilih-pilih. Mereka cari yang paling mudah ditembus.

Nah, kalau kamu pengen tahu apakah website kamu aman dari hacker, berikut ini panduan lengkapnya. Simpel, jelas, dan bisa langsung kamu cek sendiri.

1. Kenali Tanda-Tanda Website Rentan Diserang

Sebelum kamu tahu caranya ngecek, kenali dulu gejala awal kalau ada yang nggak beres dengan websitemu. Berikut beberapa tanda yang patut kamu waspadai:

  1. Website tiba-tiba lemot padahal trafik normal.
  2. Redirect otomatis ke website asing atau penuh iklan aneh.
  3. Notifikasi “Your connection is not private” di browser.
  4. Pengunjung dapat peringatan malware dari antivirus.
  5. Ada perubahan aneh di konten (judul berubah, muncul link asing, dll).

Kalau satu atau beberapa tanda ini muncul, kemungkinan website kamu sedang — atau sudah — disusupi.

2. Gunakan Tools Gratis untuk Cek Keamanan website

Beruntungnya, sekarang banyak tools gratis yang bisa bantu kamu nge-scan website dari malware, blacklist, atau celah keamanan.

Beberapa yang direkomendasikan:

  1. Sucuri SiteCheck: cukup masukkan URL websitemu, dan tool ini akan scan berbagai ancaman umum.
  2. Google Safe Browsing Check: untuk tahu apakah Google menandai websitemu berbahaya.
  3. Quttera Web Malware Scanner: bisa deteksi script berbahaya yang mungkin tersembunyi di halamanmu.

Tools ini gampang dipakai dan bisa jadi deteksi awal sebelum kamu panik.

3. Cek Sertifikat SSL dan HTTPS

SSL bukan cuma soal tampilan “gembok” di browser. Ini adalah dasar dari enkripsi data antara pengunjung dan websitemu.

Cara cek:

  1. Lihat apakah alamat websitemu diawali https:// (bukan http://).
  2. Klik ikon gembok di sebelah kiri URL → pastikan sertifikat valid.
  3. Cek di SSL Checker untuk lihat detailnya.

Tanpa SSL, data seperti login, form kontak, atau transaksi online bisa bocor ke pihak ketiga. Selain itu, Google juga menurunkan ranking SEO website yang tidak pakai HTTPS.

4. Pastikan CMS dan Plugin Selalu Terupdate

Kalau kamu pakai CMS kayak WordPress, Joomla, atau Drupal — update adalah pertahanan utama. Banyak hacker eksploitasi bug dari versi lama CMS atau plugin.

Langkah-langkah yang wajib kamu lakukan:

  1. Selalu update WordPress core, plugin, dan tema begitu ada versi baru.
  2. Hindari plugin atau tema bajakan (nulled) — sering ada malware tersembunyi.
  3. Hapus plugin yang nggak dipakai. Semakin sedikit celah, semakin aman.
  4. Cek reputasi plugin di WordPress repository sebelum install.

Satu plugin usang bisa jadi pintu masuk hacker. Jangan anggap remeh!

5. Audit Login dan Akses Admin

Login admin website adalah pintu masuk utama. Jangan kasih kunci rumah ke sembarang orang, bro!

Beberapa tips keamanan login:

  1. Ganti URL login dari /wp-admin ke URL khusus (pakai plugin).
  2. Aktifkan 2FA (two-factor authentication).
  3. Gunakan password yang kuat dan unik. Jangan cuma “admin123”.
  4. Batasi jumlah percobaan login (limit login attempts).
  5. Cek log login secara berkala. Ada yang aneh? Investigasi!

Kalau kamu sering dapat notifikasi login dari negara asing padahal kamu nggak pernah ke sana — itu tanda bahaya.

6. Pasang Sistem Monitoring dan Notifikasi

Website kamu perlu sistem yang selalu memantau 24/7. Kalau ada yang aneh, kamu bisa langsung tahu.

Beberapa tools monitoring populer:

  1. Uptime Robot: pantau apakah website down atau tidak.
  2. Jetpack (WordPress): punya fitur keamanan dan log aktivitas.
  3. Wordfence: plugin populer untuk keamanan WordPress. Bisa kasih notifikasi kalau ada serangan.

Lebih baik dapat notifikasi dini, daripada tahu-tahu websitemu udah kena deface atau data bocor.

7. Lakukan Backup Rutin dan Simpan di Tempat Aman

Backup itu kayak sabuk pengaman. Semoga nggak perlu dipakai, tapi kalau terjadi kecelakaan (alias hacking), kamu bisa pulih cepat.

Tips backup aman:

  1. Backup otomatis harian atau mingguan.
  2. Simpan backup di lokasi eksternal (cloud, Google Drive, Dropbox).
  3. Tes backup secara berkala (jangan sampai rusak saat mau dipakai).
  4. Gunakan plugin seperti UpdraftPlus, BlogVault, atau WPVivid.

Website bisa dipulihkan, asal kamu punya salinan terakhirnya.

Kesimpulan: Lindungi Website, Lindungi Bisnismu

Website adalah wajah digital dari bisnismu. Tapi wajah yang cantik saja nggak cukup kalau pintunya gampang dijebol. Maka dari itu, keamanan website adalah investasi, bukan pengeluaran.

Kamu nggak perlu jadi ahli IT atau programmer buat mulai melindungi website. Dengan langkah-langkah dasar di atas, kamu sudah jauh lebih aman dari 80% pemilik website lain yang masih abai.


🔐 Mau buat website yang keamanannya terjamin?
Tim Narawebly siap mengabulkannya. Bantu audit, amankan, dan optimalkan performa websitemu? Bisa dong. Silakan hubungi kami dan gratis konsultasi.